Jumat, 08 Agustus 2008

Insinyur dan Software SAP2000

Ada pepatah penting yang sudah sering kita dengar secara khusus yang berkecimpung dalam bidang Teknik Sipil, pepatah “the man behind the gun” rasanya sesuai sekali untuk mengibaratkan keterkaitan “komputer” dan “insinyur” dalam permasalahan analisa struktur berbasis komputer. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka kombinasi sari keduanya sangat berperan. Ingatlah, bahwa sesungguhnya peranan “insinyur” adalah sangat dominan, bayangkan sebelum ditemukan komputer saja, sudah banyak bangunan konstruksi yang megah (rumit) dapat dengan sukses dibuat. Berarti manusia sudah mampu mendesain dengan baik tanpa adanya komputer.
Apakah sembarang orang yang dilengkapi “komputer” dapat secara otomatis menghasilkan sesuatu dan tidak memerlukan “insinyur”? Tentu ini tidak benar.
Sesungguhnya untuk menghasilkan “seseorang yang berkopeten” atau sebutlah “insinyur” maka dapat dilakukan melalui “pelatihan / pendidikan” dan “pengalaman”. Proses pendidikan di universitas umumnya mengajarkan “konsep-konsep dasar” dan juga ketrampilan, dan jika ditunjang pengalaman yang baik dan selalu melakukan evaluasi atas hasilnya maka akhirnya dapat diperoleh “mental” atau “intuisi” yang baik. Sehingga akhirnya terbentuklah kompetensi seseorang. Disinilah nilai seorang insinyur itu menjadi bermutu tinggi.

Adapun pendidikan mekanika teknik klasik pada tingkat S1 menurut penulis adalah suatu langkah yang relatif sederhana dan cukup efektif untuk dapat memberikan wawasan dalam bentuk lain untuk akhirnya menghasilkan kompetensi seseorang calon insinyur.

Tidak ada komentar: